Senin, 12 November 2012

MAKALAH SOSIOLOGI GENDER BROO...


 MAKALAH SOSIOLOGI GENDER
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM BENTUK PELECEHAN SEKSUAL

Disusun Oleh:
ILHAM           (F1A011048) 

 KEMENTRIAN  PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
                                               PURWOKERTO
2012


BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Persolan gender di Indonesia dapat kita lihat dari aspek ruang dan waktu atas dasar budaya yang berlaku di berbagai lokasi dan waktu tertentu. Pada dasarnya semua orang tahu bahwa antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Memang sudah jelas sekali karena hal itu merupakan bawaan dari Sang Pencipta. Adapun perbedaan yang dimaksud adalah dalam hal perbedaan biologis atau yang disebut dengan perbedaan jenis kelamin. Laki-laki memiliki penis, testis, jakun, memproduksi seperma dan berbagai ciri biologis lainnya. Sedangkan, wanita memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur, payudara yang lebih menonjol dan ciri biologis lainnya. Perempuan mengalami haid, melahirkan dan menyusui yang semua itu tidak bisa dilakukan oleh kaum laki-laki. Istilah yang sudah populer di masyarakat adalah perempuan itu tugasnya hanya masak, mencuci dan melayani kebutuhan biologis laki-laki (sandaran titit). Semua kemampuan ini menjadi mitos dalam masyarakat bahwa perempuan berhubungan dengan kodrat sebagai Ibu. Dengan adanya mitos tersebut menjadikan posisi perempuan itu dibawah laki-laki atau sebagai manusia nomor dua.  Hal ini yang membatasi peran perempuan dan kreaktivitas perempuan dalam menjalani kehidupan serta menjadikan adanya permasalahan yang sangat serius dan terjadilah ketidaksetaraan gender dalam masyarakat. Dalam makalah yang penulis  buat ini, penulis akan membahas mengenai pelecehan terhadap perempuan yang selama ini menjadi permasalahan yang serius yang ada dalam masyarakat kita. Untuk itu, permasalahan seperti itu harus segera diselesaikan dan dihapuskan dari kehidupan masyarakat. Semoga dalam makalah yang penulis buat ini dapat memberikan sedikit solusi untuk permasalahan tersebut.


BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum membahas tentang  kasus pelecehan seksual terhadap perempuan sebaiknya, kita terlebih dahulu mengetahui pengertian dari gender itu sendiri. Gender adalah sifat yang diletakkan kepada laki-laki dan perempuan yang  merupakan hasil dari konstruksi social dan kultural. Gender merupakan prilaku yang terbentuk dari proses social yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Dalam hal ini, pihak perempuan selalu kalah dengan laki-laki, seperti masalah pekerjaan , pedidikan, kewajiban, hak dan hal-hal lain yang menyangkut antara laki-laki dan perempuan. Inilah  yang menyebabkan terjadinya ketidaksetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Dengan adanya pelabelan semacam itu menjadikan kaum laki-laki menjadi sombong dan sesukanya mempermainkan kaum perempuan yang dimata mereka menganggap kaum yang lemah dan tak berdaya. Ketidakadilan semacam ini bisa berwujud marginalization (peminggiran ekonomi/pemiskinan), subordination (penomorduaan/anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negative), dan violence (kekerasan terhadap perempuan). 
Pelecehan seksual sendiri adalah segala bentuk perilaku bersifat seksual yang tidak diinginkan oleh seseorang yang mendapat perlakuan tersebut, dan pelecehan seksual yang sering terjadi dialami oleh semua perempuan. Faktor internal dari pelaku yang menyebabkan perilaku pelecehan adalah adanya dorongan seksual yang tidak dapat dikontrol oleh pelaku. Faktor eksternalnya adalah seringnya pelaku menonton video porno, membaca majalah porno dan cerita-cerita porno. Sehingga, membuat pelaku mempraktekkan adegan yang ada di dalam video dan yang ada di dalam cerita maupun majalah porno. Penyebab prilaku pelecehan juga karena adanya dorongan atau hasrat dari pelaku karena faktor-faktor lain. Seperti korban memakai pakaian minim, keadaan lagi sepi dan lain sebagainya. Sering kali pelecehan seksual ini terjadi dalam bentuk lelucon-lelucon jorok, membuat malu dengan omongan kotor, bahkan sampai meminta pelayanan seks bagi perempuan yang mau melamar pekerjaan tertentu. Bukan hanya kasus seperti itu tetapi, masih banyak kasus yang lain yang dialami perempuan dalam bermasyarakat. Misalnya seseorang yang ingin jadi artis pun tidak luput dari korban pelecehan seksual. Sungguh berat menjadi perempuan pada zaman yang sudah sekejam ini, kemana-mana harus selalu waspada dengan pikiran jorok dan tindakan kurang ajar dari kaum laki-laki. Aksi kekersan yang terjadi di sekitar kita dilihat dari jenisnya dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu kekerasan langsung (direct violence), kekerasan tidak langsung (indirect violence), kekerasan represif (refressive violence) dan kekerasan alienatif (alienating violence). Dalam hal ini, pelecehan seksual termasuk ke dalam kekerasan langsung. Kekerasan langsung yaitu merujuk pada kekerasan fisik atau psikologis seseorang secara langsung. Pelecehan seksual adalah termasuk prilaku menyimpang, seperti teori yang dikemukakan oleh Edwin H. Suthherland, perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan.
Menurut berita di Televisi dari pengakuan seorang gadis yang sedang naik Bus way pun tak luput dari kasus pelecehan seksual dari laki-laki. Bahkan mereka mengaku sempat melihat penis (kemaluan laki-laki) itu digesek-gesekan ke pantat mereka walaupun suasana ramai dan banyak orang. Bukan hanya itu payudara mereka pun tak luput dari sergapan tangan laki-laki yang meremas-remas tanpa rasa malu sedikit pun. Lalu, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana solusi mengatasi pelecehan seksual terhadap kaum perempuan? Penulis memberikan sedikit solusi semoga dapat mencegah kasus pelecehan yang selama ini menjadi hal yang tabu di masyarakat, antara lain sebagai berikut :
a.       Pakailah busana yang rapi dan sopan kemanapun. Memang setiap wanita ingin tampil cantik dan sempurna dengan memamerkan bentuk tubuh yang ideal. Namun, alangkah baiknya jika mengenakan busana yang pantas dan rapi. Dengan begitu orang lain juga tak akan berani melecehkan.
b.      Lakukanlah perlawanan, jika anda dilecehkan teriaklah biar Si hidung belang jadi takut. banyak korbannya yang diam saja ketika dilecehkan. Entah karena Si korban malu atau malah menikmati. 
c.       Harus ada Undang-Undang yang tegas dalam menangani kasus pelecehan seksual pada kaum perempuan agar dapat menimbulkan efek jera pada pelaku tindak pidana pelecehan. Sehingga, tidak ada lagi kaum perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam masyarakat memang masih banyak terjadi kasus ketidakadilan gender. Salah satunya adalah mengenai masalah pelecehan seksual terhadap perempuan. Kekerasan model apapun yang terjadi dalam masyarakat, sesungguhnya beragkat dari suatu idelogi tertentu yang mengesahkan penindasandisatu pihak baik perseorangan maupun kelompok terhadap pihak lain yang disebabkan oleh anggapan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat. Pelecehan seksual termasuk ke dalam kekerasan langsung karena merujuk pada kekerasan fisik atau psikologis seseorang secara langsung. Dalam makalah ini penulis sangat prihatin sekali dengan perlakuan laki-laki terhadap perempuan yang sering berlaku senonoh dan sembarangan melecehkan kaum. Seperti telah disinggung diatas bahwa pelecehan terjadi apabila seorang wanita menganggap tindakan, baik perlakuan serta ucapan maupun isyarat tubuh si pelaku dianggap telah melanggar kesopanan dan yang terpenting sebagai seorang wanita tidak mengendaki perlakuan si pelaku. Pelecehan seksual dapat kita cegah juga dapat kita lawan bahkan kalau perlu harus kita hapuskan dari kehidupan bermasyarakat. Cukup sekian penjelasan dari penulis. Bila ada kesalahan dan kekurangan dari makalah ini maka, penulis mohon ma’af  yang sebesar-besarnya. 


DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Topo dan Eva Achjani Zulfa. 2011, Kriminologi, Cetakan ke-11, PT Rajagrafindo   Persada, Jakarta.

Sarwono, Sarlito W. 2012, Psikologi Remaja, Cetakan ke-15, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011, Pengantar Sosiologi, Kencana, Jakarta.
Ridwan. 2006, Kekerasan Berbasis Gender, Fajar Pustaka, Purwokerto.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About